PapuaKini - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang, Sumatera Barat, mengutuk pemukulan yang dilakukan personel TNI AL terhadap wartawan. Tujuh wartawan televisi dan media cetak dipukul saat meliput razia warung remang-remang di kawasan Sei Beremas, Kelurahan Gates, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Selasa kemarin.
Ketua AJI Padang, Hendra Makmur, mengatakan tindakan personel TNI AL dari korps Marinir itu jelas telah menginjak-injak Undang-Undang Pers. “Kasus ini tidak ada cerita damai. Kami dari AJI Padang bersama PWI Sumbar, IJTI, dan wartawan lainnya sepakat akan melakukan pengawalan kasus ini, serta menuntut oknum Marinir tersebut dipecat,” tegas Hendra, Rabu (30/5/2012).
Pemukulan serta perusakan dan perampasan kamera, lanjut Hendra, jelas perbuatan melanggar hukum. “Ini bukan delik aduan. Ini sudah melanggar pidana serta UU Pers. Sebab satu anggota AJI Padang, Apriandi, mendapat pukulan dari oknum TNI. Hari ini kami akan ke Gedung DPRD Sumatera Barat, melaporkan kasus ini,” ujarnya.
Tujuh wartawan tersebut, yakni Budi Sunandar (Sindo TV), Apriandi (Metro TV), Roni (Indosiar), Indra Khew (SCTV), Ridwan (Juru foto Padang Express), Julian (Trans 7), dan Jamaldi (televisi lokal Favorit TV).
Budi Sunandar, juru kamera Sindo TV, menuturkan dia dan wartawan lainnya saat itu mengikuti rombongan Satpol PP yang akan menggusur pondok mesum di sepanjang kawasan Bungus, Kota Padang.
Setelah liputan lokasi remang-remang tersebut selesai, tiba-tiba ada anggota TNI AL berpakaian lengkap menghadang jalan raya yang dilalui rombongan. Mereka mensweeping warga yang ikut merazia wilayah tadi.
“Saya dan kawan-kawan wartawan turun dari mobil patroli dan mengambil gambar puluhan anggota Marinir yang sedang menghadang jalan raya,” kata Budi.
Tiba-tiba seorang anggota TNI AL merebut kaset wartawan Metro TV yang tengah mengambil gambar. Dia dipukuli dan kaset kameranya diambil. “Saya terus berusaha mengambil gambarnya, tapi puluhan anggota Marinir berpakaian lengkap dan satu orang Marinir berpakaian sipil mengejar dan menarik kamera dan telinga kanan saya,” ungkapnya.
Tujuh wartawan di lokasi juga ikut menjadi sasaran penganiayaan anggota Marinir, bahkan kamera Favorit TV (TV lokal) dihancurkan. “Wartawan Trans 7 kasetnya disita, fotografer koran lokal Padang Ekspres memori card-nya disita,” tambah Budi.
Budi sendiri mendapatkan tujuh jahitan di telinga sebelah kanan. Sementara, kamera yang merekam penghadangan tersebut masih berada di tangan TNI AL karena dirampas.(Oke)
Berita Populer
-
MALVIN F PATTIKAWA Jayapura : mengenal sosok kontrofersi BRIPTU M. FRANCOIS PATTIKAWA. Keseharian beliau adalah sebagai Danton pembin...
-
PapuaKini - Penangkapan Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Buchtar Tabuni dan dua orang pengikutnya tak akan pernah m...
-
ANGKATAN 40 SPN JAYAPURA LAPANGAN RASTRA SAMARA SPN JAYAPURA LATIHAN GERILYA ANTI GERIL DI SPN JAYAPURA LATIHAN GERILYA ANT...
-
Papuakini - Pasca kekalahan menyakitkan kontra Persija Jakarta pekan lalu, Jumat (18/5) sore nanti, tim mutiara hitam, Persipura Jayapura ...
0 komentar:
Posting Komentar