PapuaKini - Pasca sejumlah aksi penembakan dan kekerasan yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) terhadap warga Jerman Dietmar Pieper (55) di Pantai Base-G, Selasa (29/5), disusul tewasnya seorang guru bernama Anton Arung Tambila setelah ditembak OTK di Puncak Jaya, Kamis (31/5) serta pengeroyokan dan penikaman seorang mahasiswa Uncen, Ajudh Jimmy Purba (19) di Reumnas 3 Waena Minggu (3/6), menunjukkan situasi keamanan dan ketertiban Papua pada umumnya di Kota Jayapura makin tak kondusif.
“Siapapun dia entah WNI maupun warga negara asing di Papua memiliki potensi ancaman dari pihak yang tak kita ketahui asal muasalnya,” ujar Koordinator Program Institute for Civil Strengthening (ICS) Papua atau Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Papua Yusak E. Reba, SH,MH
Dosen Hubungan Internasional Uncen ini mengutarakan, apabila diperhatikan kondisi keamanan di Papua sebenarnya intensitasnya mulai berkurang atau bisa pulih. Tapi ternyata masih terus terjadi. Di beberapa wilayah di Papua termasuk di Kota Jayapura angka kriminalitas grafiknya terus tinggi. Tak jelas sebenarnya siapa yang akan menjadi sasaran penembakan dan kekerasan berikutnya.
Pertama, negara memiliki tugas dan tanggungjawab untuk memastikan warga negaranya harus mendapat perlindungan keamanan atau harus mendapat aman dalam kehidupan kesehariannya.
“Apabila terjadi bagi warga negara yang bukan warga negara Indonesia efeknya adalah kemudian memunculkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah dalam kaitan memberi rasa aman bagi warga negaranya yang datang ke Papua,” tukas dia. Kedua, rakyat sudah mulai tak percaya terhadap keberadaan negara dalam memberi rasa aman. Ketiga, jika siapa saja berpotensi untuk terjadi kriminalitas bagi dirinya atau mendapat ancaman, maka kemudian rakyat akan bertanya apa fungsinya negara kalau warga negaranya tak memperoleh rasa aman.
“Kalau ini yang terjadi akan memberikan dampak buruk terhadap kinerja atau apapun yang dilakukan pemerintah bagi kehidupan masyarakat terutama WNI sendiri khususnya kita yang ada di Tanah Papua,” katanya seraya menambahkan, situasi ini akan mempengaruhi pelbagai aktivitas kehidupan masyarakat. Masyarakat akan was was ketika harus bepergian.
“Saya sendiri secara pribadi mulai merasa ketakutan dan mulai was was dan pertanyaannya adalah apakah memang kita harus masing masing menjaga diri kita karena alat negara sudah tak mampu memberi rasa aman pada kita,” ujarnya.
Dia mengatakan, bila terjadi persepsi atau paradigma itu yang muncul maka seluruh masyarakat kemudian mempertanyakan kredibilitas, kinerja serta peran institusi negara melalui alat alat negara seperti Kepolisian dalam memberi rasa aman.
Karenanya, lanjut dia, negara harus memikirkan langkah langkah agar menetralisir pelbagai tingkat kriminalitas yang terus terjadi di Papua.
Suatu hal yang paling penting, menurut dia, Pertama, terkait tak tertibnya pengendalian penduduk di Papua yang terus berdatangan. “Kita tak tahu apakah semua orang yang berdatangan di negeri ini adalah orang baik ataukah juga ada yang sebenarnya ada datang dengan tujuan tujuan yang tak baik.
Kedua, pengendalian setiap orang itu menjadi penting. Kedua, terkait tingginya angka kriminalitas, dia mengatakan, penegak hukum dalam hal ini kepolisian itu harus mengungkap setiap peristiwa yang terjadi untuk memberi kepastian dan keyakinan kepada masyarakat terkait dengan motif motif dan modus modus kriminalitas yang terjadi di Papua khususnya di Kota Jayapura. Sangat tak rasional jika pelaku kejahatan bila tak bisa terdeteksi, maka profesionalitas kepolisian selalu dipertanyakan.
“Kalau profesional kita masih menjadi sesuatu tanda tanya maka ini menjadi tanggungawab negara khususnya pada institusi kepolisian supaya terus meningkatkan profesionalitas,” ujar dia seraya menambahkan, pihaknya percaya kepolisian mempunya kapasitas dan kemampuan untuk mengungkap pelaku kejahatan akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan dari masyarakat. (Binpa)
Berita Populer
-
PapuaKini - Penangkapan Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Buchtar Tabuni dan dua orang pengikutnya tak akan pernah m...
-
Pangamat sepakbola dan mantan pemain Mandala Jaya, Marthin Rumere, mengatakan, target Persipura untuk meraih poin saat laga tandang ke Del...
-
PapuaKini - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua periode 2012-2017 Alex Hesegem SE dan Ir.Marthen Kayoi MM, ...
0 komentar:
Posting Komentar