Berita Populer

Selasa, 29 Mei 2012

Dialog Jakarta-Papua Jalan Terus

PapuaKini — Meski  dialog   antara  rakyat  Papua  dengan Jakarta guna  menyelesaikan  masalah  Papua  sebagai suatu solusi   politik  untuk  mengganti   Otonomi  Khusus gagal diwujudkan,  namun  upaya  dialog  yang digagas   Jaringan  Damai Papua  (JDP)   tetap  jalan.   
Demikian  disampaikan Sekretaris  JDP  DR. Muridam Widjojo dan  Socrates   Sofyan  Yoman  ketika ditanya   soal tindaklanjut   dialog  antara   Papua-Jakarta tahun  2012   usai  Peluncuran  Buku  Hukum  Makar  Anti Demokrasi dan  HAM  di Tanah  Papua  karya  Selpius Bobii S.Si di Aula  Sekolah Tinggi Filsafat   dan Theologi  (STFT) Fajar  Timur,  Padang Bulan, Abepura, Sabtu  (26/5).

Menurut   peneliti senior  Lembaga Ilmu  Pengetahuan Indonesia  (LIPI) ini,  rakyat  kini    bukan  lagi  bicara  soal dialog,  tapi  ikut   menentukan  suatu  format  dialog  yang cocok     guna menyelesaikan  masalah  Papua.

Dia mengatakan, pihaknya tanpa  henti menggelar sosialisasi  tentang  dialog ,  baik di Tanah  Papua, di luar  Tanah Papua maupun di luar negeri  antara lain  Ketua  JDP  DR. Neles Tebay kini    di Jakarta  mempersiapkan peluncuran  buku karyanya yang berisi  kumpulan  artikel/opini tentang dialog supaya   dialog   tetap   berada di permukaan dan tak  dilupakan  rakyat  Papua.  

“Mau dialog  yang  bohong bohongan atau dialog  yang serius  menyelesaikan masalah.  Sekarang tingkatnya  sudah kesitu. Bukan dialog seperti  kita  bicara  tahun  lalu,” ujar Terkait  Felix Wanggai   Cs  bicara  soal  komunikasi  konstruktif, lanjut dia,  pihaknya   tak  ada  urusan dengan itu. Jadi langsung berurusan dengan yang strategis. Saya  tak  berkomentar  tentang  hal  yang  tak strategis.   Sementara itu,  Socrates   Sofyan  Yoman mengatakan, pihaknya  memberikan  dukungan  kepada  JDP untuk segera mempersiapkan  format   dialog   yang  jujur, bermartabat   antara   rakyat Papua dan  pemerintah  Indonesia  yang dimediasi  pihak ketiga tanpa syarat.  Pasalnya, Otonomi Khusus yang  menjadi solusi  politik   ‘sudah gagal’ sehingga  tak ada solusi lain selain dialog  atau  perundingan.

Disinggung  pemerintah  Indonesia  selama  ini bersikeras menolak  dialog  antara  rakyat Papua dan  pemerintah  Indonesia dimediasi  pihak ketiga  lantaran  adanya  kekwatiran makin  meluasnya  tuntutan  Papua merdeka,  kata dia,  pemerintah  Indonesia    tak   perlu   takut dan  khawatir  yang berlebihan   kan ada  wasit  rakyat  Papua    menyampaikan  persoalan  persoalan  yang dialaminya   sekaligus  solusi.
“Kenapa  harus takut. Kalau dia  benar kenapa takut.  Mereka  takut berarti  ada  apa dibalik ini. Kita  bertanya. Kalau negara  takut ada apa,” tukasnya.

Ditambahkan, “Kalau dia benar benar membangun  di Papua dan memajukan  orang Papua, melakukan perubahan  perubahan menuju kebaikan kenapa  dia harus takut. Ini menunjukkan sesuatu  yang tak beres kalau memang  takut. (Binpa)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls